Info dan Tips Untuk anda

Powered by Blogger.

Cerpen Bagus "Filosofi Lahan Miring" ( Cerpen Islami)

CERPEN BAGUS

"Filosofi Lahan Miring"
Oleh : Ismail MJ

 
  Hari ini adalah hari pembagian warisan yang ditinggalkan oleh Bapak Husein kepada ketiga anaknya yang ketiganya sudah berkeluarga anak yang pertama bernama Hj Dukir , anak yang kedua bernama Zul dan anak yang ketiga bernama  Hasan ,  Bapak Husein memiliki tanah dengan luas 3 hektar , masing-masing anaknya mendapatkan 1 hektar tanah dari Pak Husein . Kali ini mereka harus pergi kelahan untuk melakukan pengukuran dan pembagiannya. saat mereka melihat lahan yang akan dibagi mereka terkejut karena bidang tanahnya miring dan sangat blukar penuh dengan rumput , "jadi lahan ini yang akan dibagi untuk kita?" Pak Saputro bertanya kepada kedua adiknya , "iya mas , Semenjak bapak sakit-sakitan semua tanahnya sudah dijual untuk membayar biaya bapak " jawab Hasan, "tau begini, aku dari dulu sudah minta bagianku sama bapak" Hj Dukir bergumam. "Astagfruwlloh mas, eling .. bapak baru saja meninggal , jangan membuat bapak sedih dengan perkataan mas" kata Zul dengan nada yang tinggi , "sudah, dari pada ribut sekarang kita mulai pembagian tanahnya" Hasan melerai . karena menghormati kakaknya Zul dan Hasan meminta Hj Dukir memilih terlebih dahulu sebelah mana yang beliau inginkan, "Karena aku adalah anak tertua disini aku memilih tanah yang berada di paling atau dan pembagiannya tidak dari samping namun dari atas" jelas Haji Dukir, "tapi kak, mengapa kita tidak ambil garis lurus misalnya kakak di lahan sebelah kiri , aku di tengah , Hasan dikanan ? itu lebih adil " usul Zul kepada Haji Dukir, "kau selalu membantahku , tidak saku sudah memutuskan aku memilih lahan yang paling atas ,kalian terserah pilih tengah atau yang bawah" Haji Dukir tetap ngotot dan akhirnya Zul dan Hasan mengalah.

Ilustrasi Pembagian tanah
Haji Dukir termasuk orang paling kaya dikampung Duku , Selain sudah pergi Haji 4 kali , beliau juga sering pergi umroh . sementara Zul dan Hasan adalah adik kandung Haji Dukir yang tinggal bersama ibunya yang sudah tua. Haji Dukir dikenal dengan Sifatnya yang sombong dan sering menyakiti orang.
Zul adalah Pria berumur 24 tahun, ia adalah sarjana lulusan Komputer yang kini menjadi seorang guru Honor di Sekolah dasar yang terletak dikampung Duku , Zul dikenal dengan sifatnya yang tegas dan Adil, serta ramah . sehingga ia sering berdebat dengan Haji Dukir karena sifat dan pandangan mereka yang berbeda.
Hasan merupakan adik bungsu dari Haji Dukir yang hanya lulusan SMA, karena ayah mereka jatuh sakit Hasan tidak dapat melanjutkan kuliah, meski Haji Dukir kaya , ia juga tidak mau menyekolahkan Hasan.

******

"mau kemana kau san?" tanya kak zul , "mau main ketempat Kak Dukir, asalamualaikumkak," "walaikumsalam" sahut Zul.
Hasan yang bingung karena tidak memiliki modal untuk menanam mencoba meminta bantuan kakaknya agar meminjaminya uang, setelah panen nanti Hasan akan kembalikan. Hasan tidak berani untuk meminta kepada Zul karena hasan tau bahwa uang Zul sudah habis untuk biaya sehari-hari mereka, Hasan menemui Haji Dukir "Kak,hasan mau pinjam uang" kata sahan , haji dukir terkejut "hah , minjem uang buat apa ?" . "untuk modal tanam kak"jelasnya "san,kakak tidak punya uang,lagi pula apa kau mampu mengembalikan uang yang kau pinjam nanti?, sudah pulang sana!" hasan memang memilki sifat pendiam dan juga pemalu.ia lalu mengikuti saran kakaknya untuk pergi sebelumnya ia berpamitan dengan mencium tangan Haji Dukir seperti biasanya. Hasan yang sedikit kecewa terhadap kakanya berjalan dengan melamun , Kak Zul melihat hasan dan menegurnya "san,kenapa kamu? habis diputusin pacar?" tanya kak Zul kepadanya, "gak papa kak" hasan masuk kerumah dan masuk kekamar untuk tidur.
Karena heran dengan tingkah Hasan yang tiba-tiba murung, Zul masuk kedalam kamar hasan dan dilihatnya adiknya sudah tidur sambil memegang sebuah kertas. yang diisinya terdapat coret-coretan perkiraan modal untuk menggarap lahan. Kak Zul sangat sedih mengetahui niat adiknya sedangkan ia tidak memilki uang.



Ilustrasi  Kak Zul

Keesokan harinya kak Zul mengajak Hasan utuk keladang dan menggarap lahan mereka berdua, Karena tidak memiliki uang untuk mempekerjakan orang lain, Zul dan Hasan menggarap lahan mereka sendiri , Sedangkan Haji Dukir mempekerjakan tujuh orang , untuk mengolah lahannya .
Untuk Bibit singkongnya Hasan dan Zul meminta sedikit demi sedikt dari petani dan mereka justru mau memberikan Bibitnya, sementara Haji Dukir membeli dua Truk bibit singkong , bahkan adiknya tidak diberi seikat bibitpun.
Saat ini tibalah untuk memupuk Pohon singkongnya, Kak zul hanya dapat membeli beberapa karung pupuk saja sementara Haji Dukir membeli banyak pupuk dan memupuk dengan jumlah yang berlebihan. bahkan Haji Dukir justru menertawakan kedua adiknya karena pupuk yang dipakai ukurannya sangatlah minim. "hahahaha , jangan berharap buah singkong kalian bagus kalau pupuknya ditakar dengan sendok teh"
"jangan suka menghina Kak, nanti Allah murka terhadapmu" sahut Zul , "hey Zul, tahu apa kau tentang Agama? " sambil melototi Zul
namun Zul dan Hasan hanya diam dan langsung meneruskan pekerjaan mereka. setelah mereka semua selesai memupuk, datanglah hujan yang amat deras yang membuat Zul dan Hasan lari-lari mencari tempat berteduh sementara Haji Dukir duduk santai dengan didalam mobilnya.
hari demi hari berlangsung begitu cepat, tanaman mereka tumbuh dengan baik, namun yang dianehkan tanaman Haji kodir yang sudah lebih dulu ditanam masih terlihat kecil, sementara tanaman Zul dan Hasan sudah besar dan gemuk, Haji kodir justru memberi ide agar tanamanya diberi pupuk ulang , kemudian tananamanya dipupuk ulang dan hasilnya tetap saja. Tanaman Haji Dukir kurur dan berbuah kecil-kecil. sementara tanaman Zul dan Hasan subur dan memilki buah yang Extra bagus, hal ini membuat Haji Dukir rugi.




ILustrasi

Haji Dukir terus bertanya-tanya mengapa bisa demikian , tanamanya dipupuk dengan baik bahkan sangat baik, sedangkan tanaman kedua adiknya hanya bermodalkan satu karung pupuk untuk dua hektar lahan singkong. sejenak Haji Dokir melihat kedua adiknya. lalu melihat tanah yang miring itu, ia meneteskan air mat, ia menyadari bahwa matanya telah dibutakan oleh pangkat yang merasa paling tua, paling memilki dan paling ingin menang sendiri, ia dibutakan oleh jajaran tertinggi, kesabaran dan ketekunan kedua adiknya berbuah hasil. Hujan yang Allah kirimkan untuk mengalirkan pupuk yang saat itu disebar di lahan Haji Dukir ke lahan kedua adiknya itu tidak disadari oleh haji dukir.

note : lahan haji Dukir berada di tempat teratas,sedangkan Tanah yang miring saat terkena hujan pupuknya akan ikut terbawa kebawah oleh air, otomatis pupuknya akan berpindah ke lahan zul dan Hasan.



Ilustrasi


"terkadang untuk menang kita harus menjadi orang yang rendah hati"
Tag : Inspiratif
0 Komentar untuk "Cerpen Bagus "Filosofi Lahan Miring" ( Cerpen Islami)"
Back To Top Exclusive Mobile Downloads!